Minggu, 31 Maret 2013

"Jessica, kamu kader PKS juga?"


***


Asyik saya memainkan gadget yang belum sebulan dibelikan oleh ibu, sambil dikerumuni saudara-saudara sebaya yang sedang berkumpul untuk acara arisan keluarga di rumah saya. Nenek adalah orang yang dituakan untuk meneruskan tradisi keluarga ini. Isinya bukan hanya kumpul-kumpul arisan dan makan-makan, tapi ada juga siraman rohani dari ustadz yang biasanya sengaja diundang.

Kali ini yang seharusnya ngisi adalah Pak De yang juga seorang ustadz di kampungnya. Dan gadis-gadis itu, biasanya lebih asyik ngobrol sendiri daripada menyimak ceramah. Saya, mau gak mau harus solider ngikut nimbrung cekikikan. Sementara yang lain, sudah di posisi masing-masing, duduk melingkar sambil nyender, siap menerima santapan ruhani sambil ngemil santapan jasmani.

Tiba-tiba;

“Jess…”

Nenek memanggil saya.

Saya yang sedang asyik di kerumunan gadis-gadis sepupu dan keponakan tidak refleks menengok. Saking asyiknya mainin gadget.

“Uwak Amin mungkin telat, motornya mogok katanya,” nenek melanjutkan pengumuman. Tapi kenapa tadi manggil saya.

“Sudah, kamu buka saja Jess, sekalian kasih kultum.” lanjutnya.

“Hah?” baru sadar kalimat-kalimat itu tertuju ke saya, hampir semua menengok ke arah saya dengan wajah penuh tanya.

“Loh kok saya nek?” protes saya.

Jelas saja saya protes. Kenapa harusa saya? Kan masih ada paman saya, ada adiknya nenek yang juga pemimpin yayasan pendidikan, atau sepupu saya yang lebih senior dan jebolan pesantren, atau bapak saya sekalian. Mereka lebih pantas ngomong di forum ini. Bukan saya.

Saya, baru saja lulus kuliah kedokteran dan belum punya ijin praktek. Kuliah di universitas negeri, sempat dua tahun nerusin ke Eropa. Dan sekarang lagi ikut apprentice di rumah sakit swasta. Ga ada sedikitpun basic syari’ah formal.

Saya, gadis yang umum banget. Diantara gadis-gadis saudara sebaya gak ada istimewanya, selain kerudung yang kelihatan agak berkibar. Pake kerudungpun belum lama, pas kuliah tingkat tiga dulu, ketika mulai aktif ikut kegiatan tarbiyah di kampus.

Hei, apa ini ada hubungannya dengan kerudung saya? Ketika baru kenal tarbiyah, kerudung pertama saya adalah kerudung trendi yang jauh dari level syar’i. Setelah aktif di kegiatan dakwah kampus setahun, kerudung sayapun pelan tapi pasti membesar dan sekarang Insya Allah sesuai yang disyariatkan. Kalau patokan nenek kerudung, itu kerudung tante saya juga besar-besar. Mungkin bukan itu.

Atau karena saya sering ngobrol dan diskusi masalah agama dengan nenek. Biasa saya menyampaikan fakta-fakta medis yang berkaitan dengan agama.

Hmm… atau jangan-jangan ada yang ngelaporin ke nenek, kalau saya aktif di PKS. Tapi siapa? tak pernah saya pakai kaos PKS, atau ngomongin PKS di rumah. Satu-satunya logo PKS ada di stiker do’a bercermin di kamar saya. Asal tahu saja, sejak jaman orde lama keluarga saya penganut setia partai tertentu. Dan belum ada seorangpun yang berani coba-coba melawan tradisi ini. Saya, ngumpet-ngumpet aktif di PKS.

Detik berlalu, saya semakin panik. Dan dengan satu hembusan nafas sambil mengucap Bismillah, saya menggeser duduk, keluar dari kerumunan gadis-gadis. Mata-mata itu masih megikuti saya. Tidak ada yang komen, tidak ada sepatah kata terucap. Ibu masih sibuk dengan box air minum yang sulit dibuka, belum ngeh apa yang sedang terjadi. Bapak saya memanjangkan lehernya melongok kiri kanan seolah mencari Jess lain di sekitarnya.

Kalau urusannya ngisi materi ke adik-adik mahasiswi, itu kerjaan saya tiap minggu. Bahkan di eropa dulu kegiatan ini tak pernah lepas. Tapi ditengah keluarga sendiri? Duh, saya betul-betul minder.

Saya dekati tempat duduk nenek yang masih memegang mic. Berbisik, mendekatkan mulut ke kuping nenek sambil merajuk protes. Dan nenek dengan tanpa beban menyerahkan mic itu.

“Ayo Jess…” senyum nenek penuh arti. Matanya bermain riang. Ada kegembiraan disana. Ada ketenangan yang membuat debar jantung saya mulai terkendali.

Menit pertama gugup. Menit kelima mulai bisa bernafas lega dan bisa mengontrol pitch kalimat-kalimat. Menit kelima belas, sudah berani menatap mata satu persatu sodara-sodara yang datang siang itu. Dalam ingatan saya, sekian puluh pasang mata itu tak ada satupun yang berkedip. Hingga saya sendiri tidak berani berkedip… Ibu dan bapak saya melongo, ada riak basah di bola matanya. Akhirnya, setelah 37,5 menit, materi ukhuwah bisa saya sampaikan lengkap dengan ayat dan hadits penunjang. Pfuuiiihhh…

“Terima kasih Jess…,” itu adalah kalimat penutup dari nenek. Tidak ada kalimat lain. Masih belum percaya, mata-mata itu masih memandang saya.

Bubar acara, saya seperti orang yang berbeda. Gadis-gadis sebaya yang tadi asyik merubungi saya tak ada satupun yang mendekat. Sayapun kikuk sendiri.

“Masuk Jess… masuk banget materinya. Bulan depan bisa ngisi lagi nih.” Kata salah satu paman saya sambil menyodorkan piring kue ke depan saya.

“Apaan sih om…,” kilah saya, dengan muka sedikit memerah.

“Umi sudah lama tahu, kamu itu punya sesuatu,” kata nenek masih dengan senyuman seperti tadi. Kami sekeluarga biasa memanggil dia Umi.

“Aaah umi… Jess malu, gak ada apa-apanya. Masih ada yang lain yang lebih pinter mi,” saya merajuk manja meremas jemari nenek.

“Semua cucu Umi hebat… terutama kamu. Kamu kader PKS juga kan?” lanjut nenek tersenyum sambil merapikan jilbabku.

Terkesiap, mendengar kata PKS dari mulut nenek. Saya memicingkan mata berharap nenek melanjutkan penjelasan.

“Do’akan nenek panjang umur. 2014 nanti nenek pilih partaimu.” lekat nenek menatap mata saya yang riaknya semakin tebal.

Paman saya yang lainnya datang menghampiri.

“Jess, kalau ada acara PKS undang-undang om ya…,” selorohnya sambil mengedipkan sebelah mata.

“Siap om!!!” menggamit bibir saya berusaha tersenyum, tapi akhirnya riak-riak itu tak sanggup saya bendung, mengalir seiring senyuman kerabat yang memandang takzim. []


~seperti diceritakan oleh Jessica pada @pksqatar~


*http://politik.kompasiana.com/2013/03/29/kamu-kader-pks-juga-541450.html

Sabtu, 30 Maret 2013

Analisa Hukum LHI: Inilah Kasus Suap Pertama yang Membuat KPK Buntu!





by @dangtuangku

  1. Sebenarnya tak susah untuk tahu janggalnya kasus LHI yg diusut KPK.

  2. Pertama KPK persangkakan LHI terima suap. Pasal 5, 11 dan 12 UU Tipikor.

  3. Bukti yg digadang2kan KPK lewat bocoran ke media adalah ada rekaman sadapan.

  4. Ternyata belakangan rekaman itu tidak ada seperti pengakuan KPK sendiri.

  5. Pertemuan Medan yg disebut2 utk suap kuota impor. Ternyata juga pepesan kosong.

  6. Disana bukan soal suap tapi adu data antara mentan dgn asosiasi importir.

  7. Mentan bilang persediaan daging cukup dan kuota tak perlu naik. Asosiasi minta kuota naik.

  8. Mentan menolak permintaan menaikkan kuota. Fakta data, kuota turun. Mentan benar.

  9. Awalnya KPK menggambarkan lewat bocoran ke media, pertemuan Medan begitu hebat.

  10. Bocoran itu menciptakan interprestasi seakan dihadiri LHI-Mentan dan Indoguna sekaligus.

  11. Fakta yg terungkap ternyata beda. LHI-Mentan-Indoguna tak ketemu bersamaan dlm satu pertemuan.

  12. Inilah kasus suap pertama yg membuat KPK buntu, padahal katanya tangkap tangan.

  13. Penyebab buntunya karena LHI tak tangkap tangan. Uang AF tak pernah sampai ke LHI.

  14. Ini yg kami sebutkan perbedaan penampilan KPK dlm kasus LHI dgn kasus suap lain.

  15. Dalam kasus LHI yg tertangkap tangan AF, makelar yg diasumsikan suruhannya LHI.

  16. Kami dr awal amat yakin KPK tak punya sadapan percakapan LHI-AF soal suap.

  17. Walau KPK lewat media yg digalang johan budi, membuat kesan bahwa rekaman itu ada.

  18. Mengapa kami dari awal tak yakin. Sebab jika memang ada rekaman itu, so KPK pasti tunggu uang suap mengalir dulu ke LHI.

  19. Setelah itu baru tangkap tangan. Dan pembuktian gampang. Tidak perlu ruwet begini. Ada apa sebenarnya dibalik kasus LHI?

  20. Faktanya tidak. AF terpaksa diciduk krn ada tanda2 uang itu memang bukan untuk LHI. Sekali lagi ada apa sebenarnya dibalik kasus LHI?

  21. Kami sudah tuitskan banyak kasus suap yg ditangkap kpk lain.

  22. Gimana KPK bisa tunggu uang sampai ke penyelenggara negara berhari2.

  23. Kasus james gunarjo-tommy hindratmo, suap pegawai pajak dari bhakti investama, misalnya. Uang udah di kurir tiga hari.

  24. KPK sabar menunggu sampai mengalir dari kurir ke tommy. Mengapa? KPK sangat yakin bakal mengalir ke tommy karena ada sadapan.

  25. Sedangkan AF yg diasumsikan KPK sebagai kurir LHI, justru tidak ditunggu KPK sampai AF bawa uang ke LHI. Mengapa?

  26. Mengapa? Karena KPK tak yakin uang bakal sampai ke LHI. Sebab tak ada sadapan sbg penuntun. Sumber kami di kpk jg membenarkan soal ini.

  27. Bingung buktikan LHI terima suap, KPK pake jurus kedua. Jurus klasik polisi dan jaksa. Ingat, KPK kan polisi dan jaksa juga hehehe...

  28. Rusak karakter LHI dgn tsk pencucian uang. Bikin sebanyak2nya pasal tuduhan. Tokh masyarakat juga banyak tak ngerti.

  29. Kami berdiskusi dgn banyak pakar dan penegak hukum senior. Gimana kok bisa LHI menjadi tsk pencucian uang?

  30. Apa pidana pokoknya sehingga dituduh melakukan tindak pidana pencucian uang?

  31. Pidana pokok yg mungkin, ya suap tadi. Lha bukti suap gak ketemu-ketemu, malah pindah sangkaan pencucian uang.

  32. Lihat pasal cucian uang: menerima, bla2...uang yg diduga diketahui hasil tindak pidana.

  33. Konstruksinya, LHI terima uang yg diduga diketahui LHI hasil tindak pidana.

  34. Tindak pidana apa? Ya tindak pidana suap yg tak bisa dibuktikan tadi.

  35. Lho gimana membuktikannya? Apa pakai sulap?

  36. KPK bila ditanya soal ini ngeles nanti dibuktikan di pengadilan. http://Ngeles.com  klasik hehehe.

  37. Kami menduga, penetapan tsk pencucian uang adalah strategi KPK ulur waktu kasus LHI. Istilah lainnya seperti digoreng-goreng lah.

  38. Sambil meluncurkan duluan kasus arya-juard ke penuntutan dan terus ke pengadilan.

  39. Sebab waktu dah mepet. Tsk ditahan dan ada batas waktu kewenangan penyidik menahan.

  40. Jadi perkara juard-arya, pemberi uang ke AF, diadili dulu di pengadilan tipikor.

  41. Goreng2an kasus LHI ala KPK di penyidikan ini akan dijadikan alat tekan berupa opini kepada hakim yg periksa kasus arya-juard.

  42. Agar perkara juard-arya yg diperiksa hakim di pengadilan terpaksa dinyatakan terbukti.

  43. KPK menurut kami tak peduli lamanya arya-juard dihukum, sebulan kek, yg penting terbukti.

  44. Bila arya-juard, terbukti maka LHI otomatis di pengadilan nantinya terpaksa terbukti juga.

  45. Utk bisa memahami tuits kami ini soal strategi KPK. Liatlah kasus anggodo.

  46. Buang dulu prasangka ke anggodo seperti gambaran pers. Anggodo dituduh menyuap. Kita bicara hukum aja.

  47. Mari kita merenung. Siapa yg disuap anggodo sebenarnya? Bibit-Chandra atau Ari Muladi.

  48. Bibit-Chandra tidak. Faktanya. Keduanya tak diadili kok. Ari Muladi. Siapa Ari?

  49. Pejabat negara? Bukan. Swasta. Persis seperti AF, bukan pejabat negara.

  50. Tapi tekanan opini yg digalang johan budi membuat anggodo jadi musuh bersama.

  51. Ada tak ada yg disuapnya, pokoknya harus terbukti suap, karena duit kakaknya dah keluar.

  52. Oh ya, sekedar mengingatkan, duit suap itu milik anggoro, kakak anggodo.

  53. Faktanya hakim menyatakan anggodo terbukti menyuap. Siapa yg disuapnya? Hantu?

  54. Balik ke kasus LHI. Perkara Arya-Juard akan juga dipaksakan terbukti. Kalo tidak gawat.

  55. Kami diskusi dgn para penegak hukum senior. Mereka punya kesimpulan sama.

  56. Banyak yg aneh dlm kasus LHI. Mereka juga bilang LHI dan kasus sprindik AU adalah pertaruhan besar KPK.

  57. Bila LHI tak terbukti nantinya di pengadilan, sprindik terbukti disebar pimpinan KPK yg dah disumpah jaga rahasia, KPK bisa bubar.

  58. Sebab, kata mereka, bila KPK terbukti mengkriminalisasi LHI dan ada motif politik dibalik sprindik, akan muncul arus balik besar ke KPK.

  59. Ini sebabnya KPK akan mati2an membuktikan Arya-Juard. Main kotor bila perlu.

  60. Sekian tuits ini, sambil kita tunggu perkara arya-juard. Moga2 cepat masuk pengadilan.

  61. Agar kita tahu dan menguji dugaan kita dgn lihat kasusnya di pengadilan yg sudah terbuka.

  62. Merdeka. Informasi milik semua.

*https://twitter.com/dangtuangku

Kamis, 14 Maret 2013

Bupati Bogor Ditetapkan Sebagai Tersangka, Fahri Hamzah: “Kalau Yasin Kena, Jokowi Kena”

dakwatuna.com - Polisi menetapkan Bupati Bogor Rachmat Yasin sebagai tersangka terkait Pilgub Jabar. PKS yang juga partai pengusung Ahmad Heryawan (Aher)-Deddy Mizwar angkat bicara.

“Kalau tim Aher saja yang diserang, nanti aparat bisa dituduh mau menggagalkan kemenangan Aher,” kata Wakil Ketua FPKS DPR, Fahri Hamzah saat berbincang, Kamis (14/3/2013).

Fahri Hamzah. (inet)Menurut Fahri, aparat harus bersikap adil kepada setiap pelanggar hukum. Fahri mengungkit Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang ikut kampanye Pilgub Jabar tanpa izin mendagri.

“Kalau Yasin kena, Jokowi kena ya impas,” katanya.

Jokowi memang tak mengantongi izin menjadi jurkam kampanye Pilgub Jabar dari Mendagri. Namun Jokowi melakukan kampanye tersebut di hari libur, sehingga tidak dipermasalahkan lagi.

Apakah Yasin juga melakukan kampanye di hari libur?

“Apapun itu lah, yang jelas soal Jokowi sudah terdengar publik tidak izin,” pungkasnya.

Rachmat dilaporkan Ketua Panwaslu Kabupaten Bogor Yana Nerheryana lantaran menjadi jurkam dalam kampanye salah satu pasangan calon Pilgub Jabar di Bojonggede, Bogor, pada Sabtu (16/2) lalu. Namun untuk menjadi jurkam, Rachmat tidak mengantongi surat izin cuti dari Kemendagri. Kemestian surat izin cuti untuk jurkam bagi pejabat publik ini diatur dalam UU No 32 tahun 2004 tentang Pemda.

Polisi pun telah menetapkan Rachmat Yasin sebagai tersangka terkait Pilgub Jabar. “Kami sudah periksa dia. Dari hasil pemeriksaan kami, dia ditetapkan menjadi tersangka. Penetapan itu berdasarkan pemeriksaan sejumlah saksi, ketua Panwaslu dan rekaman video. Semua penyidikan memenuhi unsur pelanggaran,” tegas Kapolresta Depok Kombes Pol Achmad Kartiko di Mapolresta Depok, Jalan Margonda Raya, Rabu (13/3/2013).

Sebelumnya juga diberitakan bahwa Gubernur DKI Joko Widodo dua hari menjadi juru kampanye bagi pasangan Rieke Dyah Pitaloka dan Teten Masduki di Pilgub Jabar. Ternyata, Jokowi tak mengantongi izin cuti dari Mendagri Gamawan Fauzi. Pada Sabtu (16/2/2013) Jokowi menjadi jurkam di Bandung, Jawa Barat. Keesokan harinya, mantan Wali Kota Solo ini membantu pasangan Rieke-Teten di kawasan Depok, Jawa Barat. Anehnya, hingga saat ini Jokowi tidak dijadikan tersangka. (van/try/detikcom/dakwatuna/hdn)

Redaktur: Hendratno

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/03/29292/bupati-bogor-ditetapkan-sebagai-tersangka-fahri-hamzah-kalau-yasin-kena-jokowi-kena/#ixzz2NUBYLryi

Rabu, 13 Maret 2013

Mengenal Situs PKS Piyungan, Media Warga “Ndeso” yang Tembus Top 500 Sites Indonesia

 Hebat ya situs PKS Piyungan. Alhamdulillaah. Kapan ya situs PKS Prambanan bisa menyusul? Berikut ini ulasan tentang situs PKS Piyungan yang fenomenal.
=====================================

Mengenal Situs PKS Piyungan, Media Warga “Ndeso” yang Tembus Top 500 Sites Indonesia

 oleh : Rohmat Hidayatuloh

“Engkau tak mendapatkan rahasia perjuangan dari buku-buku dan kata orang, tapi dari pahit getir perjuangan”
Kutipan di atas tersemat pada bio twitter admin PKS Piyungan, akun yang nyaris online 24 jam berbagi informasi mengenai PKS. Sebagai pengamat saya memang belum lama mengenal situs PKS Piyungan. Saya baru tahu situs ini pada awal April 2011. Pada saat itu sedang gencar-gencarnya pemberitaan di media massa terkait kasus yang menimpa aleg PKS bernama Arifinto. Admin PKS Piyungan yang notabene merupakan wajah kader PKS grassroot memberikan jawabannya melalui situs PKS Piyungan mengenai sikapnya dan tulisan itu menyebar ke berbagai media massa, dengan judul asli Inilah Jawaban Kami…. dan versi media online Inilah Respons Bijak Kader PKS Soal Porno Arifinto. Tulisan ini cukup menjadi penyeimbang atas pemberitaan miring dari berbagai media dan sekaligus jawaban tegas kader PKS mengenai dinamika yang ada saat itu.

13630413191274023628

“Gara gara begini kami jadi berhenti? TIDAK. TAKKAN PERNAH. Karena dakwah ini tidak ditentukan satu dua orang. Bahkan seandainya semua meninggalkan arena dakwah, kami telah ber’azam takkan pernah meninggalkan jalan dakwah ini. Kami berdakwah bukan untuk berharap puja puji atau takut dicaci,”
Hal inilah yang membuat saya penasaran, di mana sih letak piyungan? kok bisa seorang yang katanya di desa membuat statement seperti itu? Kemudian saya telusuri informasinya melalui wikipedia,
“Kecamatan Piyungan terletak di perbatasan antara 3 wilayah Kabupaten di Yogyakarta, yaitu antara wilayah Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman, serta antara wilayah Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul. Kecamatan Piyungan memiliki 3 kelurahan yaitu Kelurahan Sitimulyo, Kelurahan Srimulyo dan Kelurahan Srimartani.
Letak daerah ini cukup strategis karena dilalui Jalan Yogyakarta - Wonosari sehingga kegiatan ekonominya relatif maju. Penduduknya sebagian besar menjadi menjadi petani karena daerah ini memiliki tanah yang relatif subur” sumber : wikipedia

Dengan demikian bisa dibayangkan bagaimana gambaran sosial ekonomi daerah piyungan ini. Sehingga lantas menjadi hal yang normal ketika pihak admin situs tersebut menyematkan julukan pada dirinya sebagai “Wong Ndeso” yang sejak awal februari diganti dengan “Ndeso Militan”. Namun, prestasi demi prestasi terus diraih oleh situs dari pinggiran tersebut yang notabene hanya situs partai tingkat kecamatan.

Pengunjung yang Melimpah
Jika anda berkunjung ke situs pkspiyungan.org lihatlah angka berjalan di pojok kiri bawah yang bergerak sangat cepat, mirip dengan meter di pom bensin, itu adalah angka banyaknya kunjungan situs saat situs tersebut diakses. Sampai tulisan ini dibuat, jumlah kunjungan/view mencapai 13 juta lebih. Dengan rata-rata kunjungan per hari antara 100ribu- 200ribu kali, sehingga dalam seminggu dipastikan jumlah kunjungan bertambah angka  juta. Grafik di bawah ini menggambarkan kunjungan per hari yang relatif tinggi untuk sebuah situs lokal berbasis pedesaan.

13630525041604942472
traffic pengunjung

Data statistik yang saya peroleh dari 12 maret pagi dari pihak admin situs ini menunjukkan sebaran pengunjung menurut negara di dominasi oleh Indonesia, diikiuti USA, Malaysia, Jepang, Arab Saudi dan seterusnya. Sedangkan penayangan berdasarkan browser, paling tinggi ditempati Mozilla Firefox  dengan angka 51%, Chrome 19%, Mobile Safari 9%, Safari 4% dan seterusnya. Untuk penayangan berdasarkan Oprating System juga dapat dilihat pada grafik di bawah ini

13630531511376831733
Statistik Penayangan

Menembus  Top 500 Sites Indonesia
Agresivitas situs PKS Piyungan.org di dunia maya juga dibuktikan dengan Ranking Alexa yang saat ini telah tembus 500 besar situs di Indonesia. Pada awal maret, situs ini menduduki ranking 505 dan terus naik sehingga per hari ini menempati ranking 475.

13631315271333527926
rank alexa 1 maret vs 12 maret 2013

Jika kita bandingkan dengan situs media online yang tergolong mainstream media seperti pedomannews.com, jaringnews.com, rakyatmerdekaonline.com, dan suaranews.com justru ranking alexa mereka kalah dari situs pkspiyungan.org.

13630810871697479639
ranking alexa beberapa media online

Data Ranking Alexa dia atas menunjukkan angka angka sbb : Jaringnews menempati ranking 1.889, Suaranews menempati ranking 4.013 , rakyatmerdekaonline.com menempati ranking 5.240 dan Pedomannews yang merupakan media milik Fadjroel Rachman memiliki nilai ranking alexa 6.681.
Kemudian jika kita bandingkan dengan situs parpol lain, dalam hal ini saya ambil sampel situs Dewan Pimpinan Pusat pada 3 partai besar yaitu Golkar, PDIP, dan Partai Demokrat situs pkspiyungan.org masih memimpin jauh.

13630813801480335890
Rank alexa beberapa parpol

Golkar menempati ranking 3.678, PD menempati ranking 6.884 dan PDI Perjuangan menempati ranking 21.200 pada skala nasional
Sedangkan jika kita bandingkan dengan ranking alexa untuk situs-situs instansi pemerintah seperti KPK, Direktorat Pajak, Kementrian Agama, bahkan situs Kominfo juga masih kalah jauh dari situs pkspiyungan.org

1363082206483635079
rank alexa beberapa instansi pemerintahan

Data rank alexa untuk beberapa situs instansi pemerintah :
Depkumham : 8.264
KPK : 3.684
Dirjen Pajak : 492
Kementrian Agama : 590
Kementrian Kominfo : 2.291
Kementrian Perdagangan : 2.325
Situs PKS Piyungan : 475

Suatu pencapaian yang luar biasa dari sebuah situs yang dikelola di pedesaan. Ya Meskipun Alexa ini bukanlah satu-satunya parameter kualitas sebuah situs tapi gambaran betapa situs pkspiyungan.org ini dengan dana yang terbatas mampu mengalahkan situs-situs yang dimiliki lembaga dengan keadaan finansial yang lebih besar.

Memiliki Mobile Application
Anda pengguna smartphone? Jika iya cobalah jalankan App store handphone anda, Blackberry App World untuk pengguna Blackberry dan Google Play untuk pengguna smartphone android. Carilah partai yang ingin anda cari dengan kata kunci nama partai. Ternyata dari sekian banyak parpol hanya PKS yang telah memiliki aplikasi mobile untuk smartphone, dan pks piyungan merupakan yang terdepan dengan berbagai torehan prestasi ;
- Aplikasi Blackberry telah diunduh di 40 negara
Dari data yang saya terima dari admin, sampai hari ini aplikasi Blackberry PKS Piyungan telah didownload sebanyak 1673 kali dan didownload dari 40 negara, terbanyak di Indonesia diiukuti Amerika Serikat. Rekapannya sebagai berikut :

13630836211417168938
data download aplikasi Blackberry PKS piyungan

- Aplikasi Android telah digunakan lebih dari 25 ribu kali
Bagi pengguna android, jalankan Playstore dan coba ketikkanlah PKS Piyungan. ada 2 aplikasi android. Meskipun hanya aplikasi berbasis web namun ini memudahkan para pengakses situs tersebut untuk selalu mendapatkan update informasi dari situs PKS Piyungan.

1363082589999155045
ilustrasi Google Play 

Alikasi Android versi 1 berdasarkan data yang saya terima, telah didownload sebanyak 3.628 kali dan total penggunaan aplikasi sebanyak 25.895 kali.

13630827101169904430
statistik aplikasi android versi 1

Sedangkan untuk aplikasi android versi 2 data dapat diperolah langsung dari situs Google Play di sini menunjukkan jumlah download pada kisaran angka antara 1000-5000 dengan nilai ratting mencapai 4,7 dalam skala maksimum 5.

Berbasis pada Jurnalisme Warga
Jika ditelaah lebih lanjut sebagian besar tulisan yang ada di situs PKS Piyungan merupakan hasil reportase dan opini dari kader PKS yang tersebar di seluruh Indonesia dan tidak sedikit yang berada di luar negeri. Titik tekannya adalah kemampuan dan kesungguhan pihak admin untuk terus mengupdate informasi meskipun tulisan warga yang mengalir harus melalui proses editing dan diposting sendiri oleh pihak admin. Admin juga dengan sigap melakukan pengarsipan informasi yang ditinggalkan oleh kader yang mungkin hanya meninggalkan jejak melalui kuliah twitter (kultwit), ada juga tulisan-tulisan yang dikirim warga melalui email admin. Meskipun masih sangat konvensional dan tentu kalah jauh dari sistem jurnalisme warga yang ada di kompasiana saya perlu mengapresiasi pada usaha keras dari admin pkspiyungan.org yang saat ini telah membuahkan hasil yang cukup nyata. Admin juga sangat konsisten untuk tidak menjadikan situs ini sebagai situs komersil, berkali-kali dapat usulan agar mau memasang iklan pada situs, beginilah admin menjawab ;  “hehehe biar fokus aja. takut disorientasi nanti :D ” Lebih lanjut admin menegaskan : “Dana kami cukuplah dari kantong-kantong kami”

Sebuah Penutup
Sudah menjadi kebutuhan sebuah lembaga, perusahaan atau bahkan partai politik melakukan pemasaran/ kampanye kepada publik. Namun perlu kiranya membedakan media publik dengan media partai politik sehingga kepentingan publik tidak terganggu kepentingan politik pemilik media publik tersebut. Jadi alangkah baiknya partai-partai politik membangun media kehumasan mereka di atas media humas mereka bukan menggunakan frekuensi publik milik rakyat. Realita yang terjadi saat ini tidak ubahnya pada jaman orde baru di mana Televisi menjadi corong bagi kekuatan politik tertentu. Lantas buat apa TVRI “dilumpuhkan” oleh TV  swasta jika akhirnya TV swasta tidak lebih baik dari pada TVRI?

Untuk itu melalui tulisan ini saya sebagai warga negara menginginkan agar media partai jadilah media partai dan media massa jadilah media publik yang tidak terpengaruh kepentingan politik pemiliknya.

"Saya PKS dan Saya Bahagia..."

Umi Kulsum | Kompasiana
(seorang ibu, guru, dan pembelajar)

Gak penting-penting amat, sebenarnya. Tapi saya ingin menyampaikannya. Nah, mari mulai.

Saya PKS. Suami saya pun juga. Anak-anak saya sering ikut aksi damai, mulai dari peringatan hari Ibu, aksi damai Palestine, dan lain-lain. Anak-anak saya juga sering ikut kajian bersama-sama. Bertemu dengan anak-anak kecil lain. Mereka bermain, kami orang tuanya menimba ilmu. Ada satu dua tiga empat bapak/ibu atau para akhwat yang menjaga anak-anak. Sukarela saja. Saling membantu dan meringankan. Ada yang menangis, maka sebagian akan membantu menenangkan. Terjadi begitu saja. Mengalir dengan indah.
Saya PKS. Suami saya juga. Sejak kapan? Sejak sebelum PKS lahir. Karena PKS cuma nama, cuma bentuk. Inti gerakannya sama: berbenah diri, mengembangkan kapasitas pribadi dan keluarga. Lalu sama-sama bergerak di masyarakat. Melakukan yang kami bisa. Membenahi yang kami mampu. Tentu tetap sambil membenahi diri. Karena kami kumpulan manusia. Yang bisa bersemangat suatu waktu, dan loyo diwaktu lain. Kami bisa merasa sempit di satu kesempatan, dan sangat lapang di  kesempatan lain. Saat loyo, maka ada teman-teman yang menyemangati. Tidak selalu lewat nasehat verbal. Sering kali nasehat yang didapat justru nasehat lain: ada contoh kesabaran dari satu orang. Contoh kesederhanaan dari orang lain. Contoh kekokohan hati dari lain lagi.  Mengalir begitu saja. Dengan indah, tentunya.
Saya PKS.  Suami saya juga. Dapat apa? Harta? Oh, tidak. Kami masing-masing bekerja. Dan memang itulah yang diajarkan. Kami harus bekerja, berbuat. Lakukan yang maslahat. Agar banyak memberi manfaat. Kerja itu ibadah. Bermain bersama anak-anak itu ibadah. Membahagiakan orang tua itu ibadah. Bercengkrama bersama suami itu ibadah. Menuntut ilmu itu ibadah. Membuang sampah pada tempatnya itu ibadah. Meringankan  kesulitan orang lain itu ibadah. Bersikap ramah itu ibadah. Berkata-kata baik itu ibadah. Tersenyum itu ibadah. Mengalir begitu saja, dengan indah.
Saya PKS. Asli, kader tulen. Ketika saya mengadu karena sakit hati, maka saya didorong untuk memaafkan. Ketika menceritakan keburukan kata-kata orang lain, maka saya diminta untuk berlapang dada dan mendoakan. Satu dua tiga empat (bahkan berkali-kali)  kesalahan saya buat. Dan selalu (alhamdulillah) ada tangan-tangan yang menjawil. Ada yang bergerak mengingatkan. Membuat kesadaran muncul, dan kembali lagi. Begitu terus. Ada kesepakatan tak tertulis antar kader: bahwa nasehat menasehati harus menjadi kebiasaan, karena dakwahlah panglima kami. Mengalir begitu saja, dengan indah.
Saya PKS, asli. Tulen. Tidak selalu hubungan antar kader mulus dan tenang. Karena kami kumpulan manusia, dengan emosi yang normal ala manusia. Tak satupun dari kami mengaku atau merasa malaikat. Konflik itu selalu muncul, dimana saja, kapan saja. Irama penyelesaiannya nyaris sama: jika sangat gawat, maka musyawarah harus dikedepankan. Jika ringan, maka melapangkan dada adalah satu-satunya pilihan. Tidak meributkan konflik, kami memilih bergerak memikirkan kerja. Proyek kebaikan apakah  yang harus dikerjakan sekarang? Jika sudah, proyek apa yang berikutnya? Begitu terus. Kami dibiasakan bekerja. Bicara banyak saat meeting, untuk merencanakan kerja. Melokalisir konflik hanya pada telinga-telinga yang layak dan boleh mendengar. Karena sungguh sebagian besar masalah manusia adalah bermula dari tidak terkendalinya lisan. Lisan yang dibebani dengan prasangka lebih gawat lagi. Tajam mengiris-iris. Bukan mengiris korbannya,  tapi mengiris  pelakunya. Bukankah berita  buruk tapi tidak benar akan kembali pada si pelaku?
Saya PKS, dan suami saya juga. Kami terbiasa dengan ta’awun, atau tolong menolong. Ada yang sakit dan dirawat di rumah sakit, maka bantuan akan mudah mengalir. Ada yang hendak menikah dan tergolong tidak mampu, maka bantuan juga mengalir. Sudah sangat biasa kami dikabari kecamatan A banjir, dan butuh nasi bungkus untuk malam ini juga, sekian bungkus. Nasi-nasi bungkus itu akan muncul dengan jumlah seperti yang diharapkan. Bahkan lebih. Disertai dengan bantuan-bantuan lain. Kayakah semua kadernya? Tentu tidak. Tapi kami terbiasa mendahulukan kesempatan berbuat baik.
Saya PKS, dan suami saya juga. Ada yang terang-terangan mengatakan bahwa saya terlalu loyal pada PKS. Menuruti segalanya tanpa reserve. Saya terlalu taklid. Dia yang mengatakan itu tentu tidak tahu bagaimana dinamika saya di dalamnya. Tidak mengikuti betul bagaimana konflik-konflik terjadi, dan bagaimana mengatasinya. Yang dilihat hanyalah pilihan kami bertahan di dalamnya. Pilihan yang dilakukan dengan rela dan gembira.
Saya PKS, dan suami saya juga. Ada yang mengatakan saya jumud. Stagnan. Penilaian yang tidak saya temukan kebenarannya. Di PKS justru saya bisa berkembang. Saya bisa  berbagi dan berdiskusi dengan ibu-ibu pengusaha dan birokrat dalam kajian rutin mingguan. Selain itu, saya juga bisa masuk di kalangan ibu-ibu ekonomi lemah lewat program bantuan usaha. Saya juga mengembangkan diri di sekolah dasar islam terpadu, sebagai guru atau  wakil kepala sekolah.  Dari PKS lah saya mendapatkan semangat membuat lembaga pendidikan usia dini di rumah dan mengelolanya bersama empat belas guru yang tulus. PKS juga mengajarkan saya untuk melakukan yang terbaik di institusi pendidikan dimana saya ditugaskan sebagai guru bahasa inggris. Semua dilakukan dengan indah.
Saya PKS, dan suami saya juga. Maka ketika tudingan-tudingan miring terjadi, sempat kami tertegun. Bukan menyesali pilihan untuk bertahan di PKS. Tapi heran dan takjub dengan komentar, tulisan yang muncul dari orang-orang yang merasa sangat tahu lika-liku PKS.  Setelahnya, kami tak peduli. Ada prioritas lain yang harus kami kejar: proyek kebaikan yang belum selesai. Yang sedang dan akan dikerjakan. Itu jauh lebih penting. Karena kami yakin, yang bisa membuktikan hanyalah kerja.
Maka  apapun yang disampaikan itu, adalah nasehat. Tak peduli yang menyampaikan dilandasi dengki, benci, kasih sayang, atau eman-eman. Tidak penting. Kami tetap akan bekerja, melakukan yang kami bisa. Membenahi yang perlu. Menggandeng yang mau bergerak bersama.

Saya PKS, dan suami saya juga. Dan kami bahagia. Anda tertarik?


*http://politik.kompasiana.com/2013/03/12/saya-pks-dan-saya-bahagia-541467.htm

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan